Selasa, 16 Maret 2010

Sambal...dan ketulusan hati


















Memang unik judul yang dipakai diatas ..sungguh itu bukanlah guyonan atau hanya sekedar judul biasa,..betapa erat hubungan antara sambal dan ketulusan hati ...

Pernah kita merasakan saat makan di warung, restoran.. sangat berbeda-beda rasa dan suasana hati saat mengecap/mencicipi makanan yang di sajikan tadi.. ini bukan masalah soal harga atau kualitas.. tapi sebenarnya adalah masalah "ketulusan-hati"...sang koki atau si juru masak

Menurut kacamata spiritual, makanan mengikat unsur lebih banyak dan itu seperti juga getaran emosi bahan makanan seperti daging hewan akan mengikat sifat ketakutan dan hewan tersebut manakala saat disembelih. Makanan juga mengikat energi “proses” waktu memasak. Kitab Weda mengajarkan supaya seseorang yang memasak hendaknya dalam keadaan bersih lahir batin, tidak bergunjing, sambil marah-marah, atau memikirkan hal-hal negatif. Aturan tersebut bukan saja aturan etika dogmatis, tetapi menghindarkan sifat-sifat energi kasar yang dapat melekat pada makanan tersebut. Energi yang tidak terdeteksi laboratorium itu oleh para yogi telah dibuktikan sangat berpengaruh terhadap siapa saja yang menyantap makanan yang dimasak dengan menyalahi aturan. Kemerosotan di bidang spiritual sudah pasti, bahkan energi negatif itu juga diproses oleh tubuh yang mendorong sakit-penyakit berkembang.

Berbekal dengan Tekad yang bulat dan ketulusan berbagi .. maka ijinkan kami membuat nama blog ini "sambel Bledheg".. makanan khas khusus dibuat dengan ketulusan hati bagi yang suka dengan pedas dan pasti sangat Indonesia Buangeet...(Red=Murah....hihihi)

Salam tulus,
Blogger Templates

Blogger Templates